Manusia
Sebagai manusia biasa kita sering
kali menghadapi perputaran roda kehidupan. kadang kita dapat tertawa dan kadang
juga kita mudah meneteskan air mata. Bila sedang berada di titik terendah dalam
hidup setiap nafas yang terhirup seperti tarikkan dan hembusan yang terakhir. Jiwa
ingin terlepas dari raga seketika. Kehampaan memenuhi lorong-lorong jiwa, ruang
hati yang tersekat kesunyian berisikan keputusasaan.
Kehidupan sangatlah keras. Tak
ayal banyak jiwa-jiwa rapuh yang merelakan nyawanya terenggut oleh suatu persoalan.
Namun, ada juga jiwa-jiwa yang masih tetap bertahan untuk hidup. Dalam ketidakpastian yang ada jiwa-jiwa itu tetap
berusaha melibatkan Tuhan dalam menghadapi setiap persoalan yang berada di
hadapannya.
Manusia tetaplah manusia tak
dapat semurni malaikat ataupun sekotor iblis yang laknat. Jiwa-jiwa kita gampang
terguncang, mudah dikendalikan dan dapat dengan cepat terbuai rayuan. Kita sering
terjebak dalam lubang yang sebenarnya dapat kita hindari. Bila kita tak selalu
mengikuti kata hati.
Manusia selalu dipenuhi
penyesalan. Sesal sebab tak mengambil keputusan ataupun sesal sebab salah
melangkah. Menyesal seperti obat yang tak memiliki khasiat apapun tetapi kita
kerap melakukannya. Pada tiap sesal yang kita utarakan terselip harap agar
semuaya dapat berubah sesuai yang kita harapkan ataupun setidaknya kita dapat
mengulangi kehidupan.
Sebagai manusia kita diwajibkan
menjalankan tugas kita sebaik-baiknya. Berusaha untuk tidak menyerah,
mensyukuri sekecil apapun hasil yang terima. Berputusasalah dalam tiap doa yang
kau panjatkan dan optimislah ketika mengaminkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar