VIVAlife - Pelukan merupakan ekspresi kasih sayang
yang mungkin biasa Anda lakukan dengan teman, pasangan, dan keluarga.
Sekadar untuk melepaskan beban dan stres. Namun bagi Jacqueline Samuel,
pelukan adalah bisnis menggiurkan.
Wanita 29 tahun asal New York itu membuka sebuah klinik terapi yang membebaskan klien untuk memeluknya. Tanpa konteks seksual, ia memasang tarif US$60 atau hampir Rp600 ribu per jam.
Menamai kliniknya 'The Snuggery', ia memberi kesempatan klien memeluknya selama satu hingga 1,5 jam di sebuah kamar pribadi. Untuk memastikan tak ada niat buruk, ia meminta teman dan keluarga turut menjaga di luar kamar.
Sudah bisa dipastikan hampir semua pelanggannya pria. Sebelum mulai berpelukan, ia akan meminta klien membaca lembar FAQ yang berisi informasi seputar pakaian yang sebaiknya dikenakan dan jenis perilaku yang diperkenankan.
Dalam setiap terapi, ia menyarankan klien untuk mengganti pakaian dengan jenis yang longgar berbahan serat alami. Ini demi menciptakan kenyamanan maksimal saat dua tubuh menyatu.
Tak hanya memeluk klien dari belakang, ia memiliki sejumlah improvisasi gaya berpelukan setelah membaca buku berjudul 'Cuddle Sutra'. "Ada berbagai jenis posisi berpelukan, tapi saya biasanya selalu mulai dengan posisi meringkuk karena tubuh saya kecil," ujarnya.
Seperti tertulis di situs resminya, Samuel tak memungkiri bahwa pelukan yang terjadi kerap memunculkan gairah seksual. Ia menganggap itu wajar. Namun, ia tegas untuk menghindari segala bentuk tindakan seksual di luar batas.
Menurutnya, sentuhan langsung saat berpelukan menjadi metode penyembuhan sederhana yang efektif. "Saya sangat suka berpelukan dan ini tampak sangat sederhana untuk saya. Bukan tentang seks. Saya benar-benar melarangnya," ujarnya dalam sebuah wawancara dengan 9WSYR.com.
Melalui penelitian mengenai ilmu kognitif dan relasi sosial di Universitas Rochester, ia membuktikan bahwa sentuhan merupakan aktivitas penyembuhan yang efektif. Pelukan selama beberapa menit mampu meredakan stres dan amarah hingga lima hari ke depan.
"Penelitian memberi kita bukti bahwa kontak fisik dengan orang lain memiliki efek positif terhadap kesehatan fisik dan mental," ucap wanita yang memulai bisnisnya setelah mendapat sertifikat sebagai terapis piskologi, seperti tertuang di situs TheSnuggery.org. (eh)
Wanita 29 tahun asal New York itu membuka sebuah klinik terapi yang membebaskan klien untuk memeluknya. Tanpa konteks seksual, ia memasang tarif US$60 atau hampir Rp600 ribu per jam.
Menamai kliniknya 'The Snuggery', ia memberi kesempatan klien memeluknya selama satu hingga 1,5 jam di sebuah kamar pribadi. Untuk memastikan tak ada niat buruk, ia meminta teman dan keluarga turut menjaga di luar kamar.
Sudah bisa dipastikan hampir semua pelanggannya pria. Sebelum mulai berpelukan, ia akan meminta klien membaca lembar FAQ yang berisi informasi seputar pakaian yang sebaiknya dikenakan dan jenis perilaku yang diperkenankan.
Dalam setiap terapi, ia menyarankan klien untuk mengganti pakaian dengan jenis yang longgar berbahan serat alami. Ini demi menciptakan kenyamanan maksimal saat dua tubuh menyatu.
Tak hanya memeluk klien dari belakang, ia memiliki sejumlah improvisasi gaya berpelukan setelah membaca buku berjudul 'Cuddle Sutra'. "Ada berbagai jenis posisi berpelukan, tapi saya biasanya selalu mulai dengan posisi meringkuk karena tubuh saya kecil," ujarnya.
Seperti tertulis di situs resminya, Samuel tak memungkiri bahwa pelukan yang terjadi kerap memunculkan gairah seksual. Ia menganggap itu wajar. Namun, ia tegas untuk menghindari segala bentuk tindakan seksual di luar batas.
Menurutnya, sentuhan langsung saat berpelukan menjadi metode penyembuhan sederhana yang efektif. "Saya sangat suka berpelukan dan ini tampak sangat sederhana untuk saya. Bukan tentang seks. Saya benar-benar melarangnya," ujarnya dalam sebuah wawancara dengan 9WSYR.com.
Melalui penelitian mengenai ilmu kognitif dan relasi sosial di Universitas Rochester, ia membuktikan bahwa sentuhan merupakan aktivitas penyembuhan yang efektif. Pelukan selama beberapa menit mampu meredakan stres dan amarah hingga lima hari ke depan.
"Penelitian memberi kita bukti bahwa kontak fisik dengan orang lain memiliki efek positif terhadap kesehatan fisik dan mental," ucap wanita yang memulai bisnisnya setelah mendapat sertifikat sebagai terapis piskologi, seperti tertuang di situs TheSnuggery.org. (eh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar